Senin, 01 Agustus 2016

Macak, Manak, lan Masak


Gen dadi wedok tenanan kowe kudu iso macak, manak lan masak
( kalo ingin menjadi wanita sejati kamu harus bisa berdandan, melahirkan, dan memasak).
Pernyataan ini memang sudah ada sejak lama. Wanita pada jaman dahulu hanya diperbolehkan untuk berada di dapur hingga usia yang sudah dikatakan dewasa lalu ia akan dinikahkan lalu melahirkan anak. Masyarakat dahulu meyakini bahwa takdir seorang wanita hanyalah soal dapur dan ranjang. Perlu perjuangan yang tak sedikit untuk mendobrak dogma-dogma semacam itu di masyarakat.

Mendengar seorang wanita mengatakan bahwa 'wanita sejati adalah seorang wanita yang bisa berdandan, melahirkan, dan memasak' membuat saya sedih. Bagaimana jika seorang wanita karena alasan-alasan tertentu tidak bisa melakukan salah satu ataupun ketiganya? Haruskah ia mengutuki dirinya sendiri sebagai seorang wanita? Atau malah menyalahkan Tuhan?

Ibu saya, berusia 54 tahun dan sudah menikah hampir 25 tahun, adalah seorang wanita yang tidak pandai memasak. Masakannya tak pernah benar-benar senikmat masakan restoran. Namun, sejauh yang saya ingat, kami, ketiga anaknya dan juga bapak saya tak pernah memarahi ibu hanya karena beliau tak bisa memasak. Ibu saya, juga tak hampir tak pernah berdandan kecuali ketika beliau pergi ke undangan atau acara-acara tertentu. Itupun beliau harus meminta bantuan orang lain untuk merias wajahnya. Di mata kami, beliau tetaplah wanita sejati, wanita yang kami hormati dan sayangi. Apapun ketidakbiasaanya tak pernah mengurangi nilainya sebagai seorang wanita.

Nilai di keluarga saya mengajarkan bahwa apapun jenis kelaminmu, kamu tetap memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan diri. Kecuali kodrat bahwa yang dapat hamil dan melahirkan hanyalah seorang wanita. Saya, anak perempuan yang hampir tidak pernah dipaksa untuk belajar memasak, berdandan, ataupun dipaksa menikah hanya karena takdir saya sebagai wanita. Saya, diberi kesempatan menentukan pilihan saya sendiri untuk banyak hal yang saya lakukan. Pendidikan, pergaulan, pekerjaan, hobi, pasangan hidup, ataupun hal remeh seperti cat dinding di kamar.
Saya memutuskan untuk belajar memasak karena saya ingin membuat masakan favorit saya sendiri. Saya belajar berdandan karena saya ingin tahu cara mempercantik tampilan saya. Dan suatu hari, saya memutuskan untuk memiliki anak untuk alasan yang belum saya ketahui saat ini.

Saya tidak tahu mengapa seorang perempuan mengiyakan pernyataan bahwa 'seorang wanita baru dikatakan menjadi wanita sejati jika ia bisa berdandan, melahirkan, dan memasak.' Tapi saya yakin bahwa masih banyak wanita lain yang tahu bahwa wanita tetaplah seorang wanita meskipun ia tidak bisa berdandan, memasak, ataupun melahirkan bayi. Dan semoga keyakinan saya ini tidaklah salah. Macak, manak, lan masak. Lakukanlah ketiga hal itu jika itu membuat kalian lebih bahagia sebagai seorang wanita.

And the end,
I'm proud to be who i am, as a woman, as a human.
And i hope, you too

Tidak ada komentar:

Posting Komentar